
Dalam rangka Pencegahan dan Penurunan stunting Tahun 2025 di Desa Kebakalan Kecamatan Mandiraja telah diadakan kegiatan Rembuk Stunting pada hari Selasa tanggal 5 Agustus 2025 bertempat di Gedung Olah Raga Akur Aksi Desa Kebakalan. Hadir pada Kegiatan Rembuk Stunting kali ini Forkompinca, Ketua BPD beserta anggotanya, Bidan Desa, Perangkat Desa, Para Ketua RT diwilayah Desa Kebakalan, Kader Kesehatan, perwakilan TP PKK Desa dan perwakilan tokoh masyarakat.
Rembuk stunting dimulai pukul 10.00 WIB dipimpin oleh Wakil Ketua Tim Percepatan Penanganan Stunting Desa Kebakalan, dengan rangkaian susunan acara sebagai berikut :
- Pembukaan
- Sambutan-sambutan
- Penyampaian Materi
- Rembuk Stunting
- Penendatangan Berita Acara
- Penutup.
Dalam sambutannya, Wakil Ketua TPPS Desa Kebakalan (Ibu Erna Vidiyanti) menyampaikan "tujuan kegiatan rembuk stunting di Desa adalah untuk melakukan observasi, pemetaan masalah penyebab terjadinya stunting dan penentuan solusi berupa program kegiatan untuk pencegahan dan penurunan stunting di Desa Kebakalan. Peran Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Kader Kesehatan Desa sangat menentukan dalam menyajikan data yang valid agar dapat teridentifikasi dengan baik masalah penyebab stunting."
Agar rembuk stunting mendapatkan hasil yang tepat, sebelum sesi rembuk stunting disampaikan materi oleh Bidan Desa dan Pemaparan Laporan Konvergensi stunting oleh Kader KPM Desa Kebakalan. Bidan Desa Kebakalan Ibu Ika Ayu Puspitarini menjelaskan tentang Pengertian stunting menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan asupan gizi yang berkelanjutan dalam jangka waktu lama. Stunting ditandai dengan tinggi badan anak yang tidak sesuai dengan usianya, sehingga menimbulkan dampak negatif pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan kesehatan jangka panjang serta berdampak pada potensi anak untuk mencapai kesempatan hidup yang lebih baik. Upaya-upaya yang dianjurkan antara lain adalah meningkatkan akses terhadap makanan bergizi, perbaikan lingkungan yang sehat, peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya gizi seimbang, serta peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.
Sedangkan KPM Desa Kebakalan IBu Ruhsonatuminalloh memaparkan Laporan Konvergensi stunting dengan hasil identifikasi masalah sebagai berikut :
- terdapat 1 orang Ibu hamil resiko tinggi (KEK)
- terdapat 2 orang Bumil tidak memiliki BPJS Kesehatan (dari keluarga mampu)
- terdapat 2 orang Baduta kondisi gizi kurang (dari keluarga menengah keatas)
- terdapat 18 keluarga belum mempunyai jamban sehat
- terdapat 6 baduta tidak memiliki BPJS Kesehatan (keluarga menengah keatas)
- dari Data Puskesmas terdapat 9 anak Balita stunting (diatas usia 23 bulan).
Setelah dilakukan diskusi para peserta rapat, teridentifikasi bahwa Balita stunting yang ada di Desa Kebakalan sebagian besar adalah karena faktor genetika dan kekeliruan dalam pola asuh anak (orang tua kurang memahami pentingnya gizi seimbang, penyajian menu makanan yang kurang menarik bagi anak). Keluarga Balita stunting yang ada juga merupakan bukan keluarga yang tidak mampu. Selanjutnya para peserta rapat sepakat menentukan program pencegahan dan penurunan stunting Desa Kebakalan untuk Tahun 2026 sebagai berikut :
- Kegiatan Kelas Ibu Balita stunting;
- Kegiatan BKB;
- Pemberian Makanan Tambahan (PMT) balita stunting;
- Jambanisasi
- Pelatihan Penyusunan Menu B2SA; bagi Ibu Balita stunting;
- Penyuluhan Reproduksi Sehat bagi Remaja.
Kegiatan Rembuk stunting berjalan dengan lancar dan aman.
Selanjutnya dilaksanakan penandatanganan Berita Acara oleh perwakilan peserta rembuk stunting dan ditutup bersama dengan membaca Hamdalah pada pukul 12.20 WIB.